Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Malam Kudus Sunyi Senyap

Seorang rohaniwan Joseph Mohr, saat menjelang perayaan Natal pada tahun 1818, merasa gelisah karena alat musik orgel yang berada di gereja tempat dia melayani, gereja St. Nicholas, rusak. Bagi Joseph Mohr, Natal tanpa kidung Natal adalah sebuah kehampaan. 


Joseph Mohr kemudian berpikir, rasanya tidaklah indah jika lagu-lagu tradisional dinyanyikan dengan iringan petikan gitar. Dia masuk ke dalam kamarnya dan mencoba menuliskan sebuah kidung baru Natal, yang tetap terasa indah walaupun tanpa iringan orgel. 

Dalam pencarian inspirasi, Joseph Mohr kemudian teringat akan cerita sebuah keluarga yang baru memiliki seorang bayi. Ingatan itu membawanya pada kisah kelahiran Yesus, dalam perspektif seorang ibu yang menyelimuti bayinya supaya tidak kedinginan. 

Jari-jarinya mulai menulis syair demi syair...Stille Nacht, Heilige Nacht (malam kudus, sunyi senyap) dalam enam stanza.

Lagu Stille Nacht, Heilige Nacht mendunia setelah dinyanyikan oleh kelompok vocal Tyrol. Dinyanyikan dalam berbagai bahasa. 

Ada satu kisah perdamaian yang lahir dari lagu ini. Ketika masa gencatan senjata pada perang dunia I, kala itu serdadu Jerman menyanyikan Stille Nacht, Heilige Nacht. Mendengar lantunan kidung itu, serdadu Inggris ikut melantunkan Silent Night, Holy Night. Seakan saling menyambut, responsorial. Akhirnya, dua kubu itu keluar sambil melambaikan tangan.

Itulah Natal.....sambutlah sesamamu! Natal adalah empati, bukan antipati! Natal adalah persaudaraan bukan permusuhan! Jika Kita melantunkan lagu Malam Kudus, syaratnya adalah "lupakan permusuhan! Dan bangunlah persaudaraan!"

Selamat NATAL. TUHAN YESUS memberkati

Baca Juga: 
Renungan Lainnya 
Malam Kudus
Karena Begitu Besar Kasih ALLAH Akan Dunia Ini 
Hutan Joyoboyo Kota Kediri