Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

JANGAN LUPAKAN PASKA!

Di dalam kelas katekisasi, seorang remaja pernah berpendapat "Pak Pendeta, menurut saya lho ya, gereja sudah keblinger! Mestinya, perayaan utama gereja adalah Paska, kok yang terjadi malah Natal?". Saya harus mengakui, pernyataan ini adalah pernyataan kritis dan cerdas! Saya mempunyai cukup alasan untuk membenarkan pendapat tersebut.

Pada ibadah Malam Natal tahun 2010, saya menyusun tata ibadah dalam konsep musikal, dan dalam satu bagiannya, saya meminta Maya, pianis muda yang handal, untuk memainkan lagu Panis Angelicus. Syairnya demikian "Panis Angelicus Fit Panis Hominum. Dat Panis coelicus Figuris Terminum. Ores mirabilis, Manducat hominum. Pauper, pauper, Servus et humilis. Pauper, pauper, Servus et humilis". Sontak ada pertanyaan dari umat yang 'merasa' paham betul akan lagu itu. "Itu lagu kan biasa dinyanyikan dalam gereja Roma Katolik, mengena pada kesengsaraan Yesus? Padahal ini malam Natal".

Bagi saya, salah satu argumennya yang menyatakan bahwa Panis Angelicus tidak bisa dimainkan dalam ritus Protestan, adalah argumentasi keliru. Tapi okay lah, silahkan saja, nggak maksa. Tapi justru karena lagu itu kena mengena dengan kesengsaraan Yesus, bukankah juga langsung kena mengena dengan kebangkitan-Nya? Ya.....Paska!

Paska yang jatuh pada hari Minggu setelah Jumat Agung, adalah puncak perayaan dan pemaknaan iman Kristen. Paska adalah Hari Tuhan, Paska adalah Kemenangan! Setiap ritus Minggu pada dasarnya adalah "Paska kecil". Setiap peribadahan Minggu harus menghadirkan semangat dan pengharapan oleh Kebangkitan Yesus. Paska adalah perayaan utama, bahkan Paus Leo Agung menekankan dengan menyebut bahwa Paska adalah Festum Festorum, perayaan dari semua perayaan. Bahkan Natal pun disebut sebagai perayaan persiapan untuk Paska.

Paska harus menjadi jiwa perayaan gerejawi, tak terkecuali bagi Natal. Paschua Florida (Minggu Palma), Pascua de la Natividad (Natal), Pascua de Pentecostes (Pentakosta), Pascua de Epifania (Epifani).

Tahun Baru Gerejawi selalu diawali dengan dimasukinya Minggu Adventus I, selama empat minggu sebelum Natal. Dalam minggu Adventus, umat mempersiapkan diri menyambut kelahiran dan kehadiran Yesus. Yesus yang bangkit dan menang tentunya! Sehingga, nilai Paska tetap harus menjadi jiwa minggu Adventus bahkan Natal sekalipun. Apakah Natal menjadi begitu bermakna tanpa Paska? Tidak! Tanpa Paska, Natal adalah kosong adanya! Lantas bagaimana jika Paska tanpa Natal? Oh ya tetap punya beribu makna dong! Persiapkan dan Rayakan Natal dalam jiwa dan nilai Paska yang memberi semangat dan pengharapan!

Sumber: Natanael Sigit Wirastanto