Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bekerja Keras Tanpa Hikmat Adalah Kebodohan

Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia? 
Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku." (1 Raja-raja 19:9-10 TB)


Elia merasa dirinya telah bekerja dengan segiat-giatnya bagi TUHAN. Dia telah dengan setia menjalankan tugasnya sebagai nabi di Israel. Dia merasa sendirian sebab yang kelihatan baginya - orang-orang telah meninggalkan TUHAN, meninggalkan perjanjian TUHAN (tidak lagi setia), meruntuhkan mezbah-mezbah TUHAN dan membunuh nabi-nabi TUHAN. Seringkali, kita juga memposisikan diri seperti nabi Elia. Kita telah bekerja dengan sangat giat bagi TUHAN. Kita aktif di dalam seluruh kegiatan gerejawi sepanjang minggu. Kita tidak pernah absen untuk setiap kegiatan gerejawi dan kita selalu bekerja paling giat di dalam setiap aktivitas. Kita mengunjungi orang di rumah sakit, di penjara dan di rumah-rumah. Kita memberikan khotbah mini kepada orang-orang yang kita temui. Sama seperti Elia kita mungkin berkata, “Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN”. Perkataan Elia mengimplikasikan bahwa dia telah berkorban besar untuk Allah, bahwa dialah yang bekerja paling giat di Israel.

Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. (Roma 10:2 TB)

Saya berani mengatakan bahwa mereka bersemangat sekali mengabdi kepada Allah. Tetapi semangat mereka itu tidak berdasarkan pengetahuan yang dari Allah. (Roma 10:2 BIS)

Karena aku menyaksikan bagi mereka itu, bahwa mereka itu ada suatu usaha kepada Allah, tetapi tiada dengan berpengetahuan. (Roma 10:2 TL) 

Tuhan Yesus Memberkati